Aktivitas Urinasi dan Penampakan Ekor Berdiri Tegak Sebagai Indikator Tingkah Laku Kawin Rusa Timor (Cervus timorensis) Betina di Penangkaran Aro-M Manokwari

Urinating and an Upright-Tail Appearance as Indicators of the Female Timor Deer (Cervus timorensis) Mating Behavior in Aro-M Captive Facility, Manokwari

Authors

  • Freddy Pattiselanno UNIPA
  • Alfrida Gobay
  • Frandz Rumbiak Pawere

DOI:

https://doi.org/10.46549/jipvet.v10i2.82

Keywords:

penangkaran, rusa betina, tingkah laku, kawin, urinasi

Abstract

Abstract

A deeper knowledge regarding the biology of the reproduction of tropical deer in its natural habitat is limited. The appearance of a standing tail and increased urination behavior are sexual characteristics of female deer. This research aims to study the mating behavior of females based on urination activity and upright-tail appearance in female Timor deer. The results showed that the lowest urination frequency of female deer (12.37%) occurred between 10.0012.00, while the highest (22.22%) was between 08.00-10.00. The appearance of tails that stand upright most often occurs in 06.00 - 08.00 (26.55%), and the lowest (8.19%), observed at 12.00-14.00. This study concludes that urination activity and appearance of upright tails was an indicator of the sexual desire of female deer to be mated by the male.

Keywords: Behavior; Captivity; Female deer; Mating; Urinating

Abstrak

Pengetahuan yang mendalam mengenai biologi reproduksi rusa tropik yang ditangkarkan pada habitat aslinya masih sangat terbatas. Penampakan ekor yang berdiri tegak dan tingkah laku urinasi yang meningkat merupakan ciri rusa betina yang sedang berahi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku kawin berdasarkan aktivitas urinasi dan penampakan ekor berdiri tegak pada rusa timor betina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi urinasi rusa betina terendah (12,37%) terjadi pada periode 10.00- 12.00 sedangkan yang paling tinggi (22,22%), pada periode 08.00-10.00. Penampakan ekor yang berdiri tegak paling sering terjadi pada periode 06.00–08.00 yaitu (26,55%), dan terendah (8,19%), teramati pada pukul 12.00-14.00 wit. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa aktivitas urinasi dan penampakan ekor berdiri tegak dapat digunakan sebagai indikator birahi rusa berina yang siap untuk dikawini pejantan.

Kata kunci: Penangkaran; Rusa betina; Tingkah laku; Kawin; Urinasi

Downloads

Download data is not yet available.

References

Drajat A. S. 2002. Satwa Harapan: Mataram University Press. Mataram
Duwila R. 2001. Sistem Pemeliharaan dan Ukuran Statistik Vital rusa timor (Cervus timorensis) di Kabupaten Manokwari. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Negeri Papua. Manokwari.
Garsetiasih R dan Tekandjanji M. 2007. Model Penangkaran Rusa. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian.
Ismail D. 2002. Kajian Tingka Laku Dan Kinerja Reproduksi Rusa (Cervus timorensis) Yang Dipelihara Di Penangkaran Cariun Dan Ranca Upas Jawa Barat. Disertasi. Universitas Padjadjaran Bandung.
Madja J.T., Koibur J.F. dan Pattiselanno F. 2018. Tingkah laku sosial rusa timor (Cervus timorensis) di Penangkaran Bumi Marina, Manokwari. Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis 8(2): 51-55
Martin P. and Bateson P. 1988. Measuring Behavior: An Introductory Guide. 2nd Ed. Cambridge University Press, Cambridge, USA.
Nalley M. W. M. 2006. Study on biology of reproduction and application of artificial insemination technology on timor deer (Cervus timorensis). Dissertation. Graduate School Bogor Agriculture University, Bogor.163p
Pattiselanno F. 2003. Deer (Cervidae: Artiodactyla: Mammalia) wildlife potential with future expectations. Tigerpaper 30(3): 13-16
Pattiselanno F. Isir D. Takege A. dan Seseray, D. 2008. Kajian Awal Penangkaran Rusa (Cervus timorensis) Sistem Back Yard di Manokwari, Papua Barat. Biosfera 25 (2): 95-100
Semiadi G. 1996. Tatalaksana pemeliharaan rusa timorensis (Cervus timorensis) oleh masyarakat di Pulau Timor. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.
Semiadi G. dan Nugraha, T.P. 2004. Panduan Pemeliharaan Rusa Tropis. Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Setiawan I. A., Samsudewa, D. dan Sutiyono. 2015. Pengaruh jumlah pejantan per kandang terhadap tingkah laku reproduksi rusa timor (Rusa timorensis) betina. Agromedia 33(2): 71-77.
Wirdateti Mansur, M., Kundarmaso, A. 2005. Pengamatan tingkah laku rusa timor (Cervus timorensis) di PT Kuala Tembaga, Desa Aertembaga Bitung – Sulawesi Utara. Animal Production 7(2): 121-126.

Downloads

Published

2020-09-28

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>