Potensi Legum Pohon “Dema” Asal Kabupaten Sarmi Papua Sebagai Hijauan Pakan

The Potential of Dema Tree Legume in Sarmi Papua as a Forage

Main Article Content

Diana Sawen
Luki Abdullah

Abstract

Abstract 

A preliminary study was carried out to determine the potential of dema tree legumes from Sarmi Papua as forage. Dema is the name of the local language for this legume. This study was conducted for 10 months in Sarmi regency, using a case study method with survey techniques, interviews, and laboratory analysis. The observations made included identification of species, morphology, and habitat as well as nutrient content. The results of this study indicate that there are two species of dema legume, the morphology was different in habitat description and leaf morphology. Propagations are by stem cuttings and seeds. The legumes nutritional content are 18.87% crude protein, 16.18% crude fiber, 3.97% calcium, and 17 amino acids. Forage production is around 2-4 kg/tree/3 months. Species identified as Ormocarpum orientale. The conclusion is dema legume has potential as forages. 

Keywords : Forages; Legumes; Potency; Sarmi

 

Abstrak 

Suatu studi awal telah dilakukan untuk mengetahui potensi leguminosa pohon “dema†asal Kabupaten Sarmi Propinsi Papua sebagai hijauan pakan. Dema merupakan nama dari bahasa lokal untuk menyebut legume ini. Studi dilakukan selama 10 bulan, bertempat di kabupaten Sarmi, menggunakan metode studi kasus dengan teknik survei, wawancara dan analisis laboratorium. Pengamatan yang dilakukan meliputi identifikasi spesies, morfologi dan habitat serta kandungan gizi. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat 2 spesies legume dema, morfologinya spesifik pada deskripsi habitat dan morfologi daun. Perkembangbiaknnya dengan stek batang dan biji. Selanjutnya legume dema memiliki kandungan protein kasar sebesar 18,87%, serat kasar 16,18%, Kalsium (Ca) 3,97% dan juga 17 asam amino. Produksi hijauannya, 2-4 kg/pohon/3 bulan dan spesies teridentifikasi dengan nama Ormocarpum orientale. Dengan demikian berpotensi sebagai hijauan pakan.  

Kata kunci: Hijauan pakan; Legume pohon; Potensi; Sarmi

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles
Author Biography

Luki Abdullah, Institut Pertanian Bogor

Departemen Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan IPB Bogor

References

Abdullah, L. 2010. Herbage production and quality of Indigofera treated by different concentration of foliar fertilizer. Media Pet., 33 (3): 169-175.
Abdullah, L. 2014. Prospektif Agronomi dan Ekofisiologi Indigofera zollingeriana sebagai tanaman penghasil hijauan pakan berkualitas tinggi. Pastura Vol 3 No 2: 79-83.
Abdullah, L. 2019. Peluang Pengembangan Tanaman Pakan di Lahan Kering. Prosiding Joint Seminar Nasional HITPI ke-8 dan Seminar Nasional Peternakan ke-5, 5-6 November 2019, Kupang. Hal :25-41.
Aminah, S., T. Ramadhan dan M. Yanis. 2015. Kandungan nutrisi dan sifat fungsional tanaman Kelor (Moringa oleifera). Bulletin Pertanian Perkotaan. Vol 5(2):35-42.
Bappeda Kabupaten Sarmi. 2018. Data dan Indikator Kabupaten Sarmi. Bappeda, Sarmi.
Dinas Pertanian Kabupaten Sarmi. 2019. Laporan Tahunan 2018. Dinas Pertanian Kabupaten Sarmi.
Falanruw, MVC. 2015. Trees of Yap: A Field Guide. Gen. Tech. Rep. PSW-GTR-249. Hilo, HI: U.S. Department of Agriculture, Forest Service, Pasific Southwest Research Station.268p.
Hutasoit, R., A. Tarigan dan J. Sirait. Tanaman pakan leguminosa dalam sistem integrasi dengan perkebunan jeruk. Jurnal Pastura Vol.7 (1): 32-36.
ILDIS. 2014. Internatinonal Legume Database and Information Service, Family Fabaceae. Digital Resource at www.catalogueoflife.org/col. Species 2000: Naturalis, Leiden, the Netherlands. ISSN 2405-8858.
Junaidi, M dan D. Sawen. 2010. Keragaman botanis dan kapasitas tamping Padang Penggembalaan Alami di Kabupaten Yapen. JIPVET Vol 5(2):92-97.
Kushartono, B. 2002. Potensi leguminosa pohon sebagai sumber pakan hijauan. Temu teknis Fungsional Non Peneliti. Puslitbang Pertanian Bogor. Hal: 210-217.
Lab. IPTP Fapet IPB, 2019a. Laporan hasil analisis proksimat. Fapet, IPB, Bogor. Tanggal 9 Agustus 2019.
Lab. IPTP Fapet IPB, 2019b. Laporan hasil analisis asam amino. Fapet, IPB, Bogor. Tanggal 19 Agustus 2019.
Lubis, D. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT. Pembangunan, Jakarta.
Mansyur, S.H. 2008. Pengaruh inokulasi rhizobium terhadap pembentukan bintil akar kacang tanah (Arachis hypogea) di Taman hutan raya Propinsi Bengkulu.Balitbang Mikrobiologi, Puslitbang Biologi-LIPI.39145-o-prosiding_abdul_cholik_423 – 430.pdf.
Lavin M, R.Toby Pennington, Bente B. Klitgaard, J.I. Sprent, H.C. Delima and P.E.Gasson. 2001. The Dalbergioid Legum (Fabaceae): Delimititation of a pantropical monophyletic clade. American Journal of Botany.88 (3):503-533.
Moulin, L., Munive J, Dreyfus B., Bolvin, MC. 2001. Nodulation of legums by members of the subclass of proteobacteri. Macmillan Magazine Ltd.
Nagarajan D and R. Pandian. 2018. Anatomical studies on association of endophytic Fungi in Ormocarpum cochinchinense and Enicostema axillare. Int.Journal Current Research in bioscience and plant Biology, 5 (1):44-51.
Santoso, U. 2018. Penggunaan daun katuk (Sauropus androgynus) sebagai suplemen pakan pada unggas. 1. Pengaruhnya terhadap performa ayam. Jurnal Sains Peternakan¬ Indonesia, 13(2):151-156.
Sawen, D. 2011. Pengamatan ekologi padang rumput alam Kebar Papua dan uji produktivitas banondit (Biophytum petersianum Klotzsch) melalui pemberian nitrogen dan interval defoliasi. [Tesis]. Bogor: Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Sawen D. 2012. Potensi Tanaman Obat Banondit (Biophytum petersianum Klotzsch) sebagai sumber pakan hijauan di Lembah Kebar Papua Barat. Pastura. Vol 2(1):34-36.
Suherman, D dan Iwan Herdiawan, 2014. Tanaman legum pohon Desmodium rensonii sebagai tanaman pakan ternak bermutu. Pastura Vol 4 No 2: 100-104.
Sukasini S, Bhargav Iyer M, Sakthi PS, Kumar PR. 2015. Retrospect of Ormocarpum sennoides (Wild) DC: A boon to phytomedicine. Global J. res.Med. plants & Indigen. Med., Volume 4 (10): 203-208.
Thulin, M and S.G. Razafimandimbison. 2016. Ormocarpopsis anosyana Thulin & Razafim. (Fabaceae), a new species from southern Madagaskar and its phylogenetic position. Condollea 7 (12): 281-286.
Thulin M., PB. Philipson and Matt Lavin. 2013. Peltiera (Fabaceae), the coming and going of an “extinct” genus in Madagascar. Adansenia, Ser., 3, 35 (1): 61-71