Tingkat Keberhasilan dan Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pelaksanaan Inseminasi Buatan pada Program UPSUS SIWAB di Provinsi Papua

Success Level and Factors Affecting the Successful Implementation of Artificial Insemination in the UPSUS SIWAB Program in Papua Province

Authors

  • Febe D. Wanma Universitas Papua, Manokwari. Indonesia
  • Andoyo Supriyantono Universitas Papua, Manokwari. Indonesia
  • Mulyadi Mulyadi Universitas Papua, Manokwari. Indonesia
  • Priyo Sambodo Universitas Papua, Manokwari. Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.46549/jipvet.v12i2.290

Keywords:

Cow, Inseminator, Breeder, IB, S/C, CI, CR, Sapi

Abstract

Abstract 

On average, cattle farming in Papua is still small-scale and traditional in nature, which causes low livestock productivity. One way to increase productivity is to improve reproductive performance. Efforts are being made to increase livestock productivity by implementing Artificial Insemination.This study aims to analyze the factors that influence the successful implementation of artificial insemination in the UPSUS SIWAB program in Papua Province. The research method used is descriptive method, which focuses on solving problems that exist in the present and the beginning of the data collected, analyzed and concluded in the context of theories from the previous studies. The survey was carried out with an analysis unit of farmers who raise beef cattle in Keerom Regency, Jayapura Regency, Jayapura City and Sarmi Regency. Samples were taken randomly in each district as much as 10% of the total population. The samples taken are farmers who have cows that have given birth. Parameters observed include Service per Conception (S/C), Calving Interval (CI) and Calving Rate (CR). The data obtained were analyzed descriptively by displaying the percentage and average. The results showed that the average service per conception was 1.28, the calving interval was 12.59 months and the calving rate was 78.54%. The success rate of Artificial Insemination in Papua Province is very good, which is the same and even exceeds the theory that should be for S/C, CI and CR. Factors that support the success of artificial insemination are frozen semen, female cattle as acceptors, skills of the implementer (inseminator) and knowledge of farmers.

Keywords: Breeder; CI; Cow; CR; IB; Inseminator; S/C.

 

Abstrak

 

Peternakan sapi di Papua rata-rata masih berskala kecil dan bersifat tradisional yang menyebabkan produktivitas ternak rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan memperbaiki kinerja reproduksi. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas ternak yaitu dengan pelaksanaan Inseminasi Buatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan inseminasi buatan pada program UPSUS SIWAB di Provinsi Papua. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu memusatkan perhatian pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan bertolak dari data yang dikumpulkan, dianalisis dan disimpulkan dalam konteks teori-teori dari hasil penelitian terdahulu. Survei dilaksanakan dengan unit analisis peternak yang memelihara sapi potong di Kabupaten Keerom, Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura dan Kabupaten Sarmi.  Sampel diambil secara acak di setiap Kabupaten sebanyak 10% dari total populasi.  Sampel yang diambil adalah peternak yang memiliki sapi yang sudah pernah beranak. Parameter yang diamati meliputi Service per Conception (S/ C), Calving Interval (CI) dan Calving Rate (CR).  Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif  dengan menampilkan persentase dan rata-rata. Hasil Penelitian menunjukan bahwa rata-rata service per conception adalah 1,28, calving interval 12,59 bulan dan calving rate 78,54%. Tingkat keberhasilan Inseminasi Buatan di Propinsi Papua sangat baik yaitu sama bahkan melebihi teori yang seharusnya untuk S/C, CI dan CR .  Faktor yang mendukung keberhasilan inseminasi buatan yaitu semen beku, ternak betina sebagai akseptor, ketrampilan tenaga pelaksana (inseminator) dan pengetahuan peternak.

Kata Kunci : CI; CR; IB; Inseminator; Peternak; S/C; Sapi.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Andi CYT, Susilawati dan Ihsan MN. 2014. Penampilan Reproduksi Sapi Peranakan Ongole (PO) Dan Sapi Peranakan Limousin Di Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo Dan Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. 24 (2): 49- 57.

Ball PJH and Peters AR. 2004. Reproduction in Cattle. Third Edition. Wiley Online Library

Dyer TG. 2010. How to Improve Your Percent Calf Crop. http:// www.caes.uga.edu/Publications/pubDetail.cfm? pk_id=6345&pg=np&ct=beef%20 cattle& kt=&kid=&pid=.htm [23 Maret 2022]

Ensminger ME. 1960. Management of Beef Cattle. Third Ed. The Interest Printarsi and Publisher, Inc. Penville.Llions.

Fernanda MT, Susilawati T dan Isnaeni N. 2013. Keberhasilan IB menggunakan semen beku hasil sexsing dengan metode sentrifugasi dradien densitas percol (SGDP) pada sapi peranakan Ongole (PO). Jurnal Ilmu Peternakan. 24 (3): 1-8

Hafez B dan Hafez ESE. 2000. Reproduction in Farm Animals. Lippicott Williams dan Wilkins. Philadelphia.

Hartatik, Mahardika, Widi dan Baliarti. 2009 Karakteristik dan Kinerja Induk Sapi Silangan Limousin-Madura di Kabupaten Sumenep dan Pamekasan. Buletin Peternakan. Vol. 33 (3) : 143-147.

Ihsan MN dan Wahjuningsih S. 2011. Penampilan reproduksi sapi potong di Kabupaten Bojonegoro. J. Ternak Tropika. 12(2): 76-80.

Iskandar dan Farizal. 2011. Prestasi reproduksi sapi persilangan yang dipelihara di dataran rendah dan dataran tinggi Jambi. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains. 13 (1): 25-28.

Nuryadi dan Wahjuningsih S. 2011. Penampilan Reproduksi Sapi Peranakan Ongole dan Peranakan Limousin Di Kabupaten Malang. J. Ternak Tropika Vol. 12, No.1: 76-81

Partodihardjo S. 1992. Ilmu Reproduksi Ternak. Mutiara Sumber Widya Jakarta.

Rodríguez-Gil JE, Silvers G, Flores E, Jesús Palomo M, Ramírez A, Montserrat Rivera M, Castro M, Brito M, Bücher D, Correa J, Concha II. 2007. Expression ofthe GM-CSF receptor in ovine spermatozoa: GMCSF effect on sperm viability and motility of sperm subpopulations after the freezing-thawing process. Theriogenology. 67:1359-1370.

Salisbury GW dan Van demark. MIL, 1985. Fisiologi dan Inseminasi Buatan Pada Sapi. (diterjemahkan oleh R. Djanuar). UGM press. Yogyakarta.

Sayoko Y, Hartono M, dan Silotonga PE. 2007. Faktor?faktor yang Mempengaruhi Persentase Spermatozoa Hidup Semen Beku Sapi pada Berbagai Inseminator di Lampung Tengah. Kumpulan Abstrak Skripsi Jurusan Produksi Ternak. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.

Seoharsono dan Panggi. 1978. Performance Sapi Perah di Indonesia. Seminar Produktifitas Ternak Sapi. Program Penelitian Peternakan IPB. Bogor.

Setiawan D. 2017. Laporan UPSUS SIWAB Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas. Tidak dipublikasikan. Sambas

Setiawan D. 2018. Artificial Insemination of Beef Cattle UPSUS SIWAB Program Based on the Calculation of Non-Return Rate, Service Per Conception and Calving Rate In The North Kayong Regency. Int. J. Trop. Vet. Biomed. Res. Vol. 3 (1) : 7-11.

Susilawati T. 2011. Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan Dengan Kualitas Dan Deposisi Semen Yang Berbeda Pada Sapi Peranakan Ongole. J. Ternak Tropika Vol. 12, No.2: 15-24, 2011.

Toeliehere MR. 1981. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.

Toelihere MR., 1993. Inseminasi Buatan pada Ternak, Angkasa, Bandung.

Downloads

Published

2022-07-31

How to Cite

Wanma, F. D., Supriyantono, A., Mulyadi, M., & Sambodo, P. (2022). Tingkat Keberhasilan dan Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pelaksanaan Inseminasi Buatan pada Program UPSUS SIWAB di Provinsi Papua: Success Level and Factors Affecting the Successful Implementation of Artificial Insemination in the UPSUS SIWAB Program in Papua Province . Jurnal Ilmu Peternakan Dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science), 12(2), 175 –. https://doi.org/10.46549/jipvet.v12i2.290

Most read articles by the same author(s)