Kecernaan In Vitro Kulit Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) yang Difermentasi Cairan Rumen Kambing

In Vitro Digestibility of Fermented Peanut Hull (Arachis hypogaea L.) by Goat Rumen Fluid

Main Article Content

Theresia Nur Indah Koni
Herlina Bulu
Bachtaruddin Badewi

Abstract

Abstract 


Peanut shell is one of the agricultural waste that can be optimized its uses as ruminant animal feed. However, the limitation in the feed were due to high lignin content that reach 34.30%. Fermentation by goat rumen fluid can improve nutrients and the digestibility of feedstuffs. The purpose of this study was to determine dry matter and organic matter digestibility by in vitro of fermented peanut hull using goat rumen fluid. Peanut hull fermentation with goat rumen fluid used a completely randomized design with four treatments and five replications. The treatments were P0: fermented peanut hull without goat rumen fluid, P1: fermented peanut hull using 25% goat rumen fluid, P2: fermented peanut hull using 30% goat rumen fluid, P3: fermented peanut hull using 35% goat rumen fluid. The data were analyzed by analysis of variance and continued with Duncan's multiple range test. The results showed that goat rumen fluid had no significant effect (P> 0.05) on dry matter and organic matter of fermented peanut hull. However, digestibility of dry matter and organic matter had affected significantly (P<0.05)  by fermented peanut hull. It was concluded that utilization of 25% goat rumen fluid could increase in vitro digestibility of dry matter and organic matter of fermented peanut hull.


Keywords: Dry Matter; Goat Rumen Fluid; In Vitro Digestibility; Organic Matter; Peanut Hull.


 


Abstrak 


Kulit kacang tanah merupakan salah satu limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ruminansia. Namun kadar lignin yang tinggi mencapai 34,30% membatasi pemanfaatannya. Fermentasi dengan cairan rumen kambing dapat memperbaiki nutrien dan kecernaan bahan pakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara in vitro kecernaan bahan kering dan bahan organik kulit kacang tanah hasil fermentasi oleh cairan rumen kambing. Pada penelitian ini dilakukan proses fermentasi kulit kacang tanah dengan menggunakan cairan rumen kambing. Fermentasi kulit kacang tanah dengan cairan rumen kambing menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah P0: fermentasi kulit kacang tanah fermentasi tanpa cairan rumen, P1: kulit kacang fermentasi dengan cairan rumen kambing 25%, P2: kulit kacang fermentasi dengan cairan rumen kambing 30%, P3: kulit kacang fermentasi dengan cairan rumen kambing 35%. Kulit kacang tanah yang telah dicampur dengan cairan rumen kambing sesuai perlakuan kemudian dimasukan ke dalam toples dan ditutup rapat, difermentasi selama 21 hari. Hasil fermentasi ini kemudian dilakukan penguji kecernaan in vitro sesuai dengan perlakuan pada proses fermentasinya. Data hasil pengukuran kecernaan secara in vitro dianalisis dengan analisis varians dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cairan rumen kambing tidak berpengaruh nyata (P> 0,05) terhadap  kadar bahan kering dan bahan organik kulit kacang tanah, tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik kulit kacang tanah. Disimpulkan bahwa 25% cairan rumen kambing dapat meningkatkan kecernaan bahan kering in vitro dan bahan organik kulit kacang tanah.


Kata Kunci: Bahan kering; Bahan organik; Cairan rumen kambing; Kecernaan in vitro; Kulit kacang tanah

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Koni, T. N. I., Bulu, H., & Badewi, B. (2022). Kecernaan In Vitro Kulit Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) yang Difermentasi Cairan Rumen Kambing : In Vitro Digestibility of Fermented Peanut Hull (Arachis hypogaea L.) by Goat Rumen Fluid. Jurnal Ilmu Peternakan Dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science), 12(1), 92 –. https://doi.org/10.46549/jipvet.v12i1.280
Section
Articles

References

Abo-Donia, F. M., Abdel-Azim, S. N., Elghandour, M. M. Y., Salem, A. Z. M., Buendía, G., & Soliman, N. A. M. (2014). Feed Intake, Nutrient Digestibility and Ruminal Fermentation Activities in Sheep Fed Peanut Hulls Treated with Trichoderma viride or Urea. Tropical Animal Health and Production, 46(1), 221–228. https://doi.org/10.1007/s11250-013-0479-z

Bachruddin, Z. (2014). Teknologi Fermentasi pada Industri Peternakan. Gadjah Mada University Press.

Barton, F. E., Amos, H. E., Albrecht, W. J., & Burdick, D. (1974). Treating Peanut Hulls to Improve Digestibility for Ruminants. Journal of Animal Scince, 38(4), 860–864.

BPS (Badan Pusat Statstik). (2019). Perkembangan Luas Panen, Rata-Rata Produksi, dan Produksi Kacang Tanah di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2009-2019. https://ntt.bps.go.id/statictable/2020/12/16/806/perkembangan-luas-panen-rata-rata-produksi-dan-produksi-kacang-tanah-2009-2019.html

Casler, M. D., & Jung, H. J. G. (2006). Relationships of Fibre, Lignin, And Phenolics To In Vitro Fibre Digestibility In Three Perennial Grasses. Animal Feed Science and Technology, 125(1), 151–161. https://doi.org/10.1016/j.anifeedsci.2005.05.015

Gasperz, V. (2006). Teknik Analisa Dalam Penelitian Percobaan (Edisi III). Tarsito.

Henderson, N. (1993). Silage additives. Animal Feed Science and Technolgy, 45, 35–56.

Heuzé, V., Thiollet, H., Tran, G., Edouard, N., Bastianelli, D., & Lebas, F. (2016). Peanut Hulls. In Feedipedia, a programme by INRA, CIRAD, AF2 and FAO (pp. 1–8). http://www.feedipedia.org/node/696

Junior, L. K. P., Swastini, D. A., & Leliqia, N. P. E. (2015). Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Kacang Tanah dengan Metode Maserasi terhadap Profil Lipid pada Tikus Sprague Dawley Diet Lemak Tinggi. Jurnal Farmasi Udayana, 4(1), 18–25.

Lubis, A. S., Romli, M., Yani, M., & Pari, G. (2016). Mutu Biopelet Dari Bagas, Kulit Kacang Tanah dan Pod Kakao. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 26(1), 77–86.

Moon, Y. H., Ok, J. U., Lee, S. J., Ha, J. K., & Lee, S. S. (2010). A Comparative Study on The Rumen Microbial Populations, Hydrolytic Enzyme Activities and Dry Matter Degradability between Different Species of Ruminant. Animal Science Journal, 81(6), 642–647. https://doi.org/10.1111/j.1740-0929.2010.00782.x

Nalar, H. P., Irawan, B., Rahmatullah, S. N., Muhammad, N., & Kurniawan, A. K. (2014). Pemanfaatan cairan rumen dalam proses fermentasi sebagai upaya peningkatan kualitas nutrisi dedak padi untuk pakan ternak. Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi”, 563–568.

Nesti, D. R., Baidlowi, A., Fauzi, A., & Tjahajati, I. (2020). Effect of Mix Culture Bacteria and Fungi in Fermented Peanut Hulls-Based Feed Supplement on Physical Quality and In Vitro Rumen Fermentation Parameters. Jurnal Ilmu Ternak Dan Veteriner, 25(1), 19. https://doi.org/10.14334/jitv.v25i1.2079

Oktasari, A. (2018). Kulit Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) sebagai Adsorben Ion Pb(II). Jurnal Ilmu Kimia Dan Terapan, 2(1), 17–27. https://doi.org/10.19109/alkimia.v2i1.2258

Optima, D., & Tampoebolon, B. I. M. (2019). Pengaruh Lama Peram Fermentasi Kulit Kacang Tanah Teramoniasi Terhadap Kehilangan Bahan Organik, Kecernaan Bahan Kering dan Kecernaan Bahan Organik. Agromedia, 37(2), 43–50.

Oyeleke, S. B., & Okusanmi, T. A. (2008). Isolation and Characterization of Cellulose Hydrolysing Microorganism From the Rumen of Ruminants. African Journal of Biotechnology, 7(10), 1503–1504. https://doi.org/10.4314/ajb.v7i10.58700

Rosningsih, S. (2004). Pengaruh Fermentasi Dengan Aspergillus niger Terhadap Kandungan Nutrien dan Kecernaan Protein In Vitro Kulit Kacang Tanah Sebagai Sumber Bahan Pakan Berserat. Buletin Peternakan, 28(4), 155–161. https://doi.org/10.21059/buletinpeternak.v28i4.1503

Sa’o, T. M., Foenay, T. A. Y., & Koni, T. N. I. (2021). Nutritive Content of Banana Peel Flour (Musa Paradisiaca) Fermented By Goat Rumen Fluid. Jurnal Ilmu Peternakan Terapan, 4(2), 78–83. https://doi.org/10.25047/jipt.v4i2.2467

Saputra, I. K. T. A., Trisnadewi, A. A. A. S., & Cakra, I. G. L. O. (2019). Kecernaan In Vitro dan Produk Fermentasi dari Silase Jerami Padi yang Dibuat dengan Penambahan Cairan Rumen. E-Journal Peternakan Tropika, 7(2), 647–660.

Seo, J. K., Park, T. S., Kwon, I. H., Piao, M. Y., Lee, C. H., & Ha, J. K. (2013). Characterization of Cellulolytic and Xylanolytic Enzymes Of Bacillus Licheniformis JK7 Isolated From The Rumen Of A Native Korean Goat. Asian-Australasian Journal of Animal Sciences, 26(1), 50–58. https://doi.org/10.5713/ajas.2012.12506

Singh, B., Chaudhary, L. C., Agarwal, N., & Kamra, D. N. (2011). Phenotypic and Phylogenetic Characterisation of Tannin Degrading/tolerating Bacterial Isolates from The Rumen of Goats Fed on Pakar (Ficus infectoria) Leaves. Journal of Applied Animal Research, 39(2), 120–124. https://doi.org/10.1080/09712119.2011.558682

Stanbury, P. F., Whitaker, A., & Hall, S. J. (2003). Principles of Fermentaton Technology. Butterworth Heinemann. Burlington.

Yakin, E. A., Sariri, A. K., & Sukaryani, S. (2020). Pengaruh Penambahan Aspergilllus niger terhadap Kandungan Nutrien pada Proses Fermentasi Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao). Jurnal Ilmu Peternakan Dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science), 10(2), 135. https://doi.org/10.46549/jipvet.v10i2.109